MAKALAH
ORGANISASI
DAN ARSITEKTUR KOMPUTER
“Modul I/O & Kode
Hamming”
Dosen
Pengampu
:Ahmad
Wilda Yuliantho, M.T
Disusun Oleh :
1. David
Kristian Lado (1510530027)
2. Saefudin
Zohri (1510530028)
3. Mustaal
Aziz (1510530043)
4. Qoriatul
Afrianti (1510520003)
SEKOLAH TINGGI MANAJEMEN INFORMATIKA
KOMPUTER BUMIGORA MATARAM
Jalan Ismail Marzuki Mataram Telp. (0370) 634498 Fax. (0370)
638369
E-mail :kontak@stmikabumigora.ac.id
Website : www.stmikabumigora.ac.id
Kata Pengantar
Puji dan Syukur Penulis Panjatkan
ke Hadirat Tuhan Yang Maha Esa karena berkat limpahan Rahmat dan Karunia-Nya
sehingga penulis dapat menyusun makalah ini tepat pada waktunya. Makalah ini
membahas mengenai “Modul Input-Output & Kode Hamming”.
Dalam penyusunan makalah ini,
penulis banyak mendapat tantangan dan hambatan akan tetapi dengan bantuan dari
berbagai pihak tantangan itu bisa teratasi. Olehnya itu, penulis mengucapkan
terima kasih yang sebesar-besarnya kepada semua pihak yang telah membantu dalam
penyusunan makalah ini, semoga bantuannya mendapat balasan yang setimpal dari
Tuhan Yang Maha Esa.
Penulis menyadari bahwa makalah ini
masih jauh dari kesempurnaan baik dari bentuk penyusunan maupun materinya.
Kritik konstruktif dari pembaca sangat penulis harapkan untuk penyempurnaan
makalah selanjutnya.
Akhir kata semoga makalah ini dapat
memberikan manfaat kepada kita sekalian.
Mataram, 18 Mei 2016
DAFTAR
ISI
KATA
PENGANTAR
.....................................................................................................ii
DAFTAR
ISI .........................................................................................................iii
BAB
1 PENDAHULUAN
.................................................................................................4
A. Latar Belakang
.............................................................................................................4
B. Rumusan Masalah
.....................................................................................................4
C. Tujuan Pembahasan
..................................................................................................5
BAB
II PEMBAHASAN
.....................................................................................................6
A. Pengertian Modul Input-Output
.......................................................................................6
B. Fungsi Input-Output
......................................................................................6
C. Struktur Modul Input-Output
......................................................................................7
D. Teknik Input-Output
......................................................................................8
E. Kode Hamming
........................................................................................................9
BAB
III PENUTUP
.....................................................................................................16
A. Kesimpulan
.............................................................................................................16
B. Saran ........................................................................................................................16
DAFTAR
PUSTAKA
........................................................................................................17
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Sistem computer memiliki tiga
komponen utama, yaitu : CPU, Memory (primer
& sekunder), dan peralatan masukan/keluaran (I/O) seperti printer,
monitor, keyboard, mouse dan modem. Dalam menjalankan fungsinya sebagai masukan
dan keluaran diperlukan modul I/O. Modul I/O merupakan peralatan antarmuka
(interface) bagi sistem bus atau switch, sentral dan mengontrol satu atau lebih
perangkat periperhal. Modul I/O tidak hanya sekedar modul penghubung, tetapi
sebuah piranti yang berisi logika dalam melakukan fungsi komunikasi antara
peripheral dan bus komputer.
Ada beberapa alasan kenapa tidak
langsung dihubungkan dengan bus computer yaitu: Bervariasinya metode operasi
piranti periperhal, sehingga tidak praktis apabila system computer harus
menangani berbagai macam system operasi periperhal tersebut. Kecepatan transfer
data piranti periperhal umumnya lebih lambat dari pada laju transfer data pada
CPU Format dan panjang data pada piranti
periperhal seringkali berbeda dengan CPU, sehingga perlu modul untuk
menselaraskannya. Dari beberapaalas andiatas, modul I/O memiliki 2 buah fungsi
utama, yaitu:Sebagai piranti antar muka ke CPU dan memori melalui bus system
dan sebagai piranti antar muka dengan peralatan periperhal lainnya menggunakan
link data tertentu.
Ada beberapa metode yang digunakan
untuk mendeteksi error dan mengkoreksi error yang terjadi. Salah satu-nya
adalah dengan menggunakan metode hamming code. Metode ini merupakan salah satu
jenis linier error correction code yang sederhana.keuntungan yang didapatkan
dengan metode ini adalah cara kerjanya yang cukup sederhana dan tidak
membutuhkan alokasi memori yang banyak. Oleh karena itu kelompok kami
termmotovasi untuk mengungkap konsep dan mengimplementasikan metode hamming
code tersebut untuk melakukan pemeriksaan dan pemulihan kesalahan ( error )
pada data berbentuk teks yang ditransmisikan dari computer yang kita gunakan.
Dengan menggunakan metode hamming code kita dapat meminimalisir terjadinya
kerusakan pada proses transmisi data.
B. Rumusan Masalah
Dari
latar belakang di atas, adapun rumusan masalah yang dapat kami susun adalah
sebagai berikut :
1.
Input-Output
- ApakahpengertiandarimodulInput/Output?
- BagaimanakahFungsidarimodulInput/Output ?
- BagaimanakahStrukturdarimodulInput/Output ?
- BagaimanakahTeknikdariInput/Output ?
2.
Kode Hamming
- Pengertian Kode Hamming
-
Implementasi Kode Hamming
- Pengertian Bit Parity
- Matriks GeneratorKode Hamming
- Sirkuit Kode Hamming
- Aplikasi Kode Hamming
C. Tujuan Pembahasan
Supaya mahasiswa dan para pembaca
makalah ini mengetahui lebih luas Apa itu Input dan Output Pada komputer yang
kita pakai di kehidupan sehari-hari serta mengetahui sebarapa penting nya
metode hamming code yang kami susun untuk memdetksi sebuah kesalahan pada
aplikasi yang kita gunakan. Dengan metode hamming code, kita dapat
meminimalisir kesalahan ( error ) yang kita temui pada saat sedang bekerja pada
aplikasi yang kita gunkan. Selain itu, hamming code juga dapat membatu dan
mempermudah pekerjaan kita untuk memperbaiki kesalah yang kita temui.
BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian
Modul Input dan Output
Modul adalah satuan standar yang
bersama - sama dengan yang lain digunakan secara bersama. Input / Output adalah
suatu mekanisme pengiriman data secara bertahap dan terus menerus melalui suatu
aliran data dari proses ke peranti (begitu pula sebaliknya).
Konektor Input/Output pada komputer,
seperti pada keyboard, mouse paralel/serial ataupun USB. Menyediakan koneksi
untuk piranti eksternal seperti kamera digital, printer dan scanner. Unit
Input/Output (I/O) adalah bagian dari sistem mikroprosesor yang digunakan oleh
mikroprosesor itu untuk berhubungan dengan dunia luar.
Modul I/O Adalah interface atau
central switch untuk mengendalikan satu atau lebih peripheral atau perangkat
input output.Konektor mekanis berisi fungsi logik untuk komunikasi antara bus
dan peripheral. Tidak hanya sekedar modul penghubung, tetapi sebuah piranti
yang berisilogika dalam melakukan fungsi komunikasi antara peripheral dan bus
computer.
Modul I/O adalah suatu komponen
dalam sistem komputer yang bertanggung jawab atas pengontrolan sebuah perangkat
luar dan juga bertanggung jawab pula dalam pertukaran data antara perangkat
luar tersebut dengan memori utama ataupun dengan register – register CPU.
Termasuk Antarmuka internal dengan komputer (CPU dan memori utama) dan
perangkat eksternalnya untuk menjalankan fungsi – fungsi pengontrolan. Modul
I/O memiliki dua buah fungsi utama, yaitu:
1. Sebagai piranti antar muka ke CPU dan
memori melalui bus sistem.
2. Sebagai piranti antarmuka dengan
peralatan peripheral lainnya dengan menggunakan link data tertentu.
B. Fungsi Modul Input/Output
1.
Control and Timing
Fungsi kontrol dan pewaktuan
(control & timing) merupakan hal yang penting untuk mensinkronkan kerja
masing - masing komponen penyusun komputer. Dalam sekali waktu CPU
berkomunikasi dengan satu atau lebih perangkat dengan pola tidak menentu dan
kecepatan transfer komunikasi data yang beragam, baik dengan perangkat internal
seperti register - register, memori utama, memori sekunder, perangkat
peripheral. Proses tersebut bisa berjalan apabila ada fungsi kontrol dan pewaktuan yang
mengatur sistem secara keseluruhan.
2.
Komunikasi CPU
Adapun
fungsi komunikasi antara CPU dan modul I/O meliputi proses – proses berikut :
a.
Command Decoding, yaitu modul I/O menerima perintah – perintah dari CPU
yang dikirimkan sebaga isinya bagi bus kontrol. Misalnya, sebuah modul I/O
untuk disk dapat menerima perintah: Read sector, Scan record ID, Format disk.
b.
Data, pertukaran data antara CPU
danmodul I/O melalui bus data.
c. Status Reporting, yaitu
pelaporan kondisi status modul I/O maupun
perangkat peripheral, umumnya berupa status kondisi Busy atau Ready. Juga
status bermacam-macam kondisi kesalahan (error).
d.
Address Recognition
Bahwa peralatan atau komponen
penyusun computer dapat dihubungi atau dipanggil maka harus memiliki alamat
yang unik, begitu pula pada perangkat peripheral, sehingga setiap modul I/O
harus mengetahui alamat peripheral yang dikontrolnya.
3.
Data Buffering
Tujuan utama buffering adalah
mendapatkan penyesuaian data sehubungan perbedaan laju transfer data dari perangkat
peripheral dengan kecepatan pengolahan pada CPU. Umumnya laju transfer data
dari perangkat peripheral lebih lambat dari kecepatan CPU maupun media
penyimpan.
4.
Deteksi Error
Apabila pada perangkat peripheral
terdapat masalah sehingga proses tidak dapat dijalankan, maka modul I/O akan
melaporkan kesalahan tersebut. Misal informasi kesalahan pada peripheral
printer seperti: kertas tergulung, pintahabis, kertashabis, dan lain - lain.
Teknik yang umum untuk deteksi kesalahan adalah penggunaan bit paritas.
C. Struktur
Modul Input/Output
Terdapat berbagai macam modul I/O
seiring perkembangan komputer itu sendiri,contoh yang sederhana dan fleksibel
adalah Intel 8255A yang sering disebut PPI(Programmable Peripheral
Interface).Bagaimanapun kompleksitas suatu modul I/O,terdapat kemiripan
struktur, seperti terlihat pada gambar
Antarmuka modul I/O ke CPU melalui
bus sistem komputer terdapat tiga saluran, yaitu saluran data, saluran alamat
dan saluran kontrol. Bagian terpenting adalah blok logika I/O yang berhubungan
dengan semua peralatan antarmuka peripheral, terdapat fungsi pengaturan dan
switching pada blok ini.
D. Teknik
Input/Output
Terdapat tiga buah teknik operasi
I/O, yaitu : I/O terprogram, interrupt-driven I/O,dan DMA (Dirrect Memory
Access)
1. I/O Terprogram
Pada I/O terprogram, data saling
dipertukarkan antara CPU dan modulI/O. CPU mengeksekusi program yang memberikan
operasi I/O kepada CPUsecara langsung seperti pemindahan data, pengiriman
perintah baca atautulis dan monitoring perangkat. I/O terprogram mempunyai
kelemahan sebagai berikut :
a. CPU akan menunggu sampai operasi
I/O selesai dilakukan modul I/Osehingga akan membuang waktu, CPU lebih cepat
proses operasinya. Dalam teknik ini, modul I/O tidak dapat melakukan interupsi
kepada CPU terhadap proses- proses yang diinteruksikan padanya.
b. Seluruh proses merupakan
tanggung jawab CPU sampai operasi lengkap dilaksanakan Untuk melaksanakan
perintah-perintah I/O, CPU akan mengeluarkan sebuah alamat bagi modul I/O dan
perangkat periperhalnya sehingga terspesifikasi secara khusus dan sebuah
perintah I/O yang akandilakukan.Terdapat empat klasifikasi perintah
input/output, yaitu:
1. Perintah Control yaitu perintah yang
digunakan untuk mengaktivasiperangkat periperhal dan memberitahukan tugas yang
diperintahkankepadanya.
2. Perintah Test, yaitu perintah yang
digunakan CPU untuk menguji berbagaikondisi status modul I/O dan periperhalnya.
CPU perlu mngetahuiperangkat periperhalnya dalam keadaan aktif dan siap
digunakan, jugauntuk megetahui operasi-operasi I/O yang dijalankan serta
mendeteksi kesalahannya.
3. Perintah Read, yaitu perintah pada modul
I/O untuk mengambil suatu paketdata kemudian menaruhnya di dalam buffer
internal. Proses selanjutnyapaket data dikirim melalui bus data setelah terjadi
sinkronisasi data maupun kecepatan transfernya.
4. Perintah Write, Perintah ini kebalikan
dari read. CPU memerintahkanmodul I/O untuk mengambil data dari bus data untuk
diberikan padaperangkat periperhal tujuan data tersebut
2. Interrupt - Driven I/O
Teknik interupt driven I/O
memungkinkan proses memungkinkan proses tidakmembuang-buang waktu. Prosesnya
adalah CPU mengeluarkan perintah I/Opada modul I/O, bersamaan perintah I/O
dijalankan oleh modul I/O, makaCPU melakukan eksekusi perintah-perintah
lainnya. Apabila modul I/Otelas selesai menjalankan instruksi yang diberikan
padanya, maka modulI/O tersebut kemudian akan memberikan interupsi pada CPU
bahwa tugasnyatelah selesai.Dalam teknik ini kendali perintah masih menjadi
tanggungjawab CPU, baik pengambilan perintah dari memori maupun pelaksanaan
isiperintah tersebut. Terdapat selangkah kemajuan dari teknik sebelumnya,yaitu
CPU melakukan multitasking beberapa perintah sekaligus sehinggatidak ada waktu
tunggu bagi CPU. Cara kerja teknik interupsi di sisimodul I/O adalah modul I/O
menerima perintah, misalnya read. Kemudianmodul I/O melaksanakan perintah
pembacaan dari periperhal dan meletakkanpaket data ke register data modul I/O,
selanjutnya modul mengeluarkansinyal interupsi ke CPU melalui saluran kontrol.
Kemudian mosul menunggudatanya diminta CPU. Saat permintaan terjadi, modul
meletakkan data padabus data dan modul siap menerima perintah selanjutnya.
3. Direct Memory Access (DMA)
Teknik yang dijelaskan sebelumnya
yaitu I/O terprogram danInterrupt-Driven I/O memiliki kelemahan, yaitu proses
yang terjadi padamodul I/O masih melibatkan CPU secara langsung. Hal ini berimplikasi
pada:
a.
Kelajuan transfer I/O yang tergantung pada kecepatan operasi CPU.
b.
Kerja CPU terganggu karena adanya interupsi secara langsung.
Bertolakdari kelemahan di atas,
apalagi untuk menangani transfer data bervolumebesar dikembangkan teknik yang
lebih baik, dikenal dengan Direct MemoryAccess (DMA). Prinsip kerja DMA adalah
CPU akan mendelegasikan kerja I/Okepada DMA, CPU hanya akan terlibat pada awal
proses untuk memberikaninstruksi lengkap pada DMA dan akhir proses saja. Dengan
demikian CPUdapat menjalankan proses lainnya tanpa banyak terganggu
denganinterupsi.
E. Kode Hamming
1.
Pengertian Kode Hamming
Kode hamming diperkenalkan oleh
Ricard Hamming pada tahun 1950 sabagai kode tunggal pengoreksi kesalahan. Kode
Hamming adalah seperangkat koreksi kesalahan kode yang dapat digunakan untuk
mendeteksi dan memperbaiki kesalahan bit yang dapat terjadi ketika data
komputer dipindahkan atau disimpan.
Metode hamming code merupakan salah
satu metode pendeteksi error dan pengoreksi error ( error detection and error
correction ) yang paling sederhana. Metode ini menggunakan operasi pendeteksian
error maupun pengkoreksian error. Input dan output dari metode ini merupakan
bilangan binner. Hamming code meruapakan salah satu jenis linier error
correcting code yang sederhana dan banyak digunakan pada peralatan elektronik.
Metode hamming code bekerja dengan
menyisipkan beberapa buah check bit ke data. Jumlah check bit yang di sisipkan
tergantung pada panjang data. Hamming code juga memiliki rumus tersendiri untuk
mendeteksi kesalahan ( error ).
Seperti koreksi kesalahan kode,
kode Hamming memanfaatkan konsep paritas dan bit paritas, yang merupakan bit
yang ditambahkan ke data sehingga validitas data dapat diperiksa ketika dibaca
atau setelah telah diterima di transmisi data. Menggunakan lebih dari satu bit
paritas, kode koreksi kesalahan tidak bisa hanya mengidentifikasi kesalahan bit
tunggal dalam unit data, tetapi juga lokasi di data unit.
2.
Implementasi Hamming Code
Contoh
proses hamming code dengan mengunakan kata “ halo ” ;
- Penyisipan check bit
Hitung
panjang data masukan : HALO . Halo = 4 karakter. 1 karakter = 1 byte = 8 bit.
Halo : 32 bit = 0100 | 1000 | 0100 | 0001 | 0100 | 1100 | 0100 | 1111 . 32 bit
= 2 pangkat 5 bit. Maka check bit = 5 + 1 = 6 bit.
Sehingga panjang bit yang akan di
kirim : 32 + Seluruh proses pada fase perancangan akan di transformasikan pada
fase pemrograman ke dalam produk perangkat lunak. Pada fase ini, perangkat
lunak di bangun dengan menggunakan bahasa pemrograman. Berikut adalah kebutuhan
sumber daya yang di perlukan untuk menjalankan perngkat lunak dan tampilan
ketika perangkat lunak tersebut di jalankan .6 bit = 38 bit. Hasilnya: Panjang
bit yang di terima = 38, original bit = 32, check bit = 6. Check bit yang di
dapat = 010110 dan check bit yang di ekstrak 010110. Kesimpulannya, bit yang
kita dapat sama, itu membuktikan bahwa kata “ halo “ yang kita kirimkan tidak
terdapat keslahan. Jika bit yang terdeteksi tidak sama dengan bit original nya,
maka bit tersebut mengalamin sebuah kesalahan. Contoh nya saja. Original =
010110 dan setelah di check hasil nya berbeda menjadi 011110
3.
Pengertian Bit Parity
Bit Parity atau disebut juga bit
pemeriksa adalah salah satu metode yang digunakan pada modul I/O dalam
mendeteksi kesalahan. Bit paritas bekerja untuk medeteksi kesalahan pada level
bit. Bit partisi yaitu bit tambahan yang diberikan pada akhir sebuah byte atau
baris terakhir untuk digunakan dalam proses pengecekan kebenaran data pada saat
penyimpanan atau proses transmisi.
Terdapat
2 macam cara penambahan Bit Pariti yaitu :
1. Pariti Ganjil (Odd Parity)
Bit Paritas di set menjadi 1
apabila jumlah angka 1 dalam kesatuan bit tersebut (tidak termasuk bit paritas)
adalah genap, sehingga menjadikan jumlah bit dalam kesatuan tersebut (termasuk
bit paritas) menjadi ganjil.
2. Pariti Genap (Even Parity)
Bit paritas di set menjadi 1
apabila jumlah angka 1 dalam kesatuan tersebut (tifak termasuk bit paritas)
adalah ganjil, sehingga menjadikan jumlah bit dalam kesatuan tersebut (termasuk
bit paritas) menjadi genap.
Dan
perlu diingat sifat gerbang XOR berikut ini:
0 + 0 = 0
0
+ 1 = 1 Ganjil
1
+ 0 = 1 Ganjil
1
+ 1 = 0 Genap
Sebagai
contoh, kode BCD 8421 yang dimodifikasi dengan menambahkan parity bit.
Tabel
kode BCD dengan Bit Parity [5]
Desimal
|
Kode
BCD
|
Kode
BCD Parity Ganjil
|
Kode
BCD Dengan Parity Genap
|
|||||||||||
B8
|
B4
|
B2
|
B1
|
|||||||||||
0
|
0
|
0
|
0
|
0
|
0
|
0
|
0
|
0
|
1
|
0
|
0
|
0
|
0
|
0
|
1
|
0
|
0
|
0
|
1
|
0
|
0
|
0
|
1
|
0
|
0
|
0
|
0
|
1
|
1
|
2
|
0
|
0
|
1
|
0
|
0
|
0
|
1
|
0
|
0
|
0
|
0
|
1
|
0
|
1
|
3
|
0
|
0
|
1
|
1
|
0
|
0
|
1
|
1
|
1
|
0
|
0
|
1
|
1
|
0
|
4
|
0
|
1
|
0
|
0
|
0
|
1
|
0
|
0
|
0
|
0
|
1
|
0
|
0
|
1
|
5
|
0
|
1
|
0
|
1
|
0
|
1
|
0
|
1
|
1
|
0
|
1
|
0
|
1
|
0
|
6
|
0
|
1
|
1
|
0
|
0
|
1
|
1
|
0
|
1
|
0
|
1
|
1
|
0
|
0
|
7
|
0
|
1
|
1
|
1
|
0
|
1
|
1
|
1
|
0
|
0
|
1
|
1
|
1
|
1
|
8
|
1
|
0
|
0
|
0
|
1
|
0
|
0
|
0
|
0
|
1
|
0
|
0
|
0
|
1
|
9
|
1
|
0
|
0
|
1
|
1
|
0
|
0
|
1
|
1
|
1
|
0
|
0
|
1
|
0
|
3. Cara Kerja Kode Hamming
Tabel Kode Hamming
Bagaimana
bentuk data yang ditransmisikan dengan kode Hamming, jika diketahui bit data =
1010 ?
Jawab:
a1
= a3 + a5 + a7 -> a1 = 1 + 0 + 0 = 1
a2
= a3 + a6 + a7 -> a2 = 1 + 1 + 0 = 0
a4
= a5 + a6 + a7 -> a3 = 0 + 1 + 0 = 1
Sehingga
bentuk data yang ditransmisikan menjadi:
1011010
Contoh
penggunaan kode hamming lainnya:
Position
1 checks bits 1,3,5,7,9,11:
?
_ 1 _ 0 0 1_ 1 0 1 0. Even parity di set position 1 ke 0: 0 _ 1 _ 0 0 1_ 1 0 1
0
Position
2 checks bits 2,3,6,7,10,11:
0
? 1_ 0 0 1 _ 1 0 1 0. Odd parity di set position 2 ke 1: 0 1 1 _ 0 0 1 _ 1 0 1
0
Position
4 checks bits 4,5,6,7,12:
0
1 1 ? 0 0 1 _ 1 0 1 0. Odd parity di set position 4 ke 1: 0 1 1 1 0 0 1_ 1 0 1
0
Position
8 checks bits 8,9,10,11,12:
0
1 1 1 0 0 1 ? 1 0 1 0. Even parity di set position 8 ke 0: 0 1 1 1 0 0 1 0 1 0
1 0
Untuk
informasi n-bit, cara pengecekan adalah :
1. Tanda semua posisi bit yang merupakan
pangkat dua sebagai bit parity (posisi 1, 2, 4, 8, 16, 32, 64, ...)
2. Posisi yang lain digunakan sebagai bit
data yang akan dikodekan (posisi 3, 5, 6, 7, 9, 10, 11, 12, 13, ...)
3. Masing-masing bit pengecek menghitung
bit setiapposisi dengan cara menge-cek dan melewati, sebagaiberikut:
Posisi
1 : cek 1 bit, lewat 1 bit, cek 1 bit, lewat 1 bit dsb(1,3,5,7,9,11,13,15…)
Posisi
2 : cek 2 bit, lewat 2 bit, cek 2 bit, lewat 2 bit dsb(2,3,6,7,10,11,14,15,…)
Posisi
4 : cek 4 bit, lewat 4 bit, cek 4 bit, lewat 4 bit
dsb(4,5,6,7,12,13,14,15,20,21,22,23, …)
Posisi
8 :cek 8 bit, lewat 8 bit, cek 8 bit, lewat 8 bit dsb(8-15,24-31,40-47,...)
Posisi
32 : cek 32 bit, lewat 32 bit, cek 32 bit, lewat 32bit,
dsb(32-63,96-127,160-191,...)
5.
Matriks Generator Kode Hamming
· Kode ini dapat dibentuk dengan sebuah
algoritma yang sederhana matriks parity check. Contoh kode (7, 4), dibentuk
dengan cara berikut:
· Biner 1 sampai 7.
· Dalam matriks parity check berikut,
urutan kolom dari kirike kanan dibentuk dengan urutan: 7, 6, 5, 3, 1, 2 dan
4,dengan pembacaan bit dari bawah ke atas.Dalam check bit paritas, bernilai bit
parity = 1 jika total bit ™” diposisi yang dicek adalah ganjil (Odd) dan
berinilai 0 jika total bit ™” adalah genap (Even).
Suatu Hamming codebisa mempunyai
“single-error correcting code” atau’ double error detecting”, bila suatu
Hamming code berupa single error, maka bila ada single error yang muncul selama
deteksi transmissi sinyal, maka nilai resultante syndrome adalah “bukan nol
(non-zero) dan terdiri dari bilangan bulat (odd number) dari 1, bila double
error yang terjadi,nilai syndrome juga merupakan nonzerotetapi biasanya angka
ganjil (even number) dari 1. Bila Hamming code digunakan untuk deteksi
kesalahan pada kanal BSC maka besarnya Probability :Pu(E) dapat dihitung dari
rumus kombinasi dari rumus Probability dari kesalahan yang tidak dapat
dideteksi, biasa disebut dari Probability dari Mac Williamsebesar:
Pu
(E) = (1-p)
Dimana
A dihitung dengan deret polinom.
6.
Sirkuit Kode Hamming
Untuk dapat membayangkan bentuk
implementasi dari bentuk hardware rangkaian kode Hamming dapat diperjelas
dengan contoh berikut. Bila dianggap suatu linier kode dari bentuk Hamming(7,3)
mempunyai matrik parity checksebesar:
H=
kode tersebut mempunyai : 23= 8 buah co-setsehingga terdapat delapan buah error
patern yang mungkin untuk dikoreksi termasuk semua vektor nolnya, dan kode ini
mempunyai jarak: 3 yang mampu mengkoreksi kesalahan vector error-nya berbobot:
1 dan nol.
7.
Aplikasi Kode Hamming
Sinyal-sinyal dari sensor telemetri
biasanya mempunyai frekwensi yang rendah tersebut kemudian di multiplexing
menjadi seri dari tadinya semula berbentuk paralel, biasanya sensor telemetri
satelit yang merupakan pengotrolan dari kesehatan satelit tidaklah yang tunggal
(satu) tetapi ada beberapa. Pada satelit mikro TUBSAT digunakan sebanyak :12
kanal telemtri satelit secara paralel, kemudian setelah sinyal analog dari
sensor dimultiplexing kemudian dijadikan digital lalu dirubah kedalam bentuk
kode Hamming digital sebelum dimodulasi dengan frekwensi pembawa. Di-pesaygwat
penerima sinyal, sebaliknya kode ini di-rekontruksikan kembali. Bila dalam
penerimaan terjadi kesalahan, kesalahan data ini dikoreksi sehingga dapat
berbentuk aslinya kembali. Alat koreksi tersebut dinamakan ACK(Automatic Check
Control) yang dapat mengoreksi kesalahan tersebut, koreksi kesalahan tersebut
memerlukan waktu beberapa lama.
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
1. Modul I/O Adalah interface atau
central switch untuk mengendalikan satu atau lebih peripheral atau perangkat input
output.
2. Fungsi Modul Input/Output ialah:
a. Control
andTiming
b. Komunikasi CPU
c. Data Buffering
d. Deteksi Error
3.
Struktur Modul Input/Output
Terdapat berbagai macam modul I/O
seiring perkembangan komputer itu sendiri, contoh yang sederhana dan fleksibel
adalah intel 8255A yang sering disebut
PPI (Programmable Periperhal Interface).
4. Teknik Input/Output Terdapat
tiga buah teknik operasi I/O, yaitu : I/O terprogram, interrupt-driven I/O,dan
DMA (Dirrect Memory Access).Kode Hamming merupakan jalur atau susunan rumus
untuk mendeteksi sebuah kesalahan dalam system operasi. dengan hamming code
pekerjaan kita dalam meminimalisir sebuah kesalahan jadi sangan mudah. Hamming
code merupakan suatu cara untuk memperbaiki kesalahan – kesalahan dalam system
operasi yang kita gunakan dengan ketentuan rumus yang sudah di tetapkan pada
metode hamming.
B. Saran
Demikianlah yang dapat kami
sampaikan mengenai materi menyadari pentingnya agama dalam keidupan yang
menjadi bahasan dalam makalah ini, tentunya banyak kekurangan dan kelemahan
kerena terbatasnya pengetahuan kurangnya rujukan atau referensi yang kami
peroleh hubungannya dengan makalah ini. Penulis banyak berharap kepada para
pembaca yang budiman memberikan kritik saran yang membangun kepada kami demi
sempurnanya makalah ini. Semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi penulis para
pembaca, khusus pada penulis. Aamin…
Daftar
Pustaka
William
Staliings. 2005. Organisasi & Arsitektur Komputer : RancanganKierja. Jilid
1. Jakarta: PT Indeks kelompok Gramedia
William
Staliings.1996. OrganisasidanSistemKomputer.EdisibahasaIndonesia.Jilid 1.
Jakarta:
PT Prehalindo
Andrew
S. Tanenbaum.2001. OrganisaiKomputerTerstuktur. Jilid 1. Jakarta. Salemba
Teknika
Port
Komputer - http://www.anneahira.com/port-komputer.htmSejarah Port Komputer -
http://ripblaze.blogspot.com/search?q=sejarah+port
http://fundester.blogspot.co.id/2015/02/makalah-hamming-code.html
0 komentar:
Posting Komentar